Sabtu, 09 Mei 2015

MERAWAT ANAK-ANAK DI RUMAH SAKIT DAN PENGASUHAN YANG KEIBUAN BY Hugh Jolly


Image "Ibu" ( Foto: SP )
Asuh anak yang keibuan

MERAWAT anak-anak di rumah sakit bukanlah sekedar keahlian medis dan perawatan saja.  seorang anak yang sakit dan dirawat di rumah sakit mungkin dapat sembuh sama sekali dari penyakitnya, tetapi sesudah pulang dari sana menderita akibat buruk “hospitalisasi” selama sisa hidupnya.  Perpisahan seorang anak kecil dari orang tua, dan terutama dari ibunya atau tokoh-ibunya, mudah sekali menjadi traumatis selama ia masih kecil.  Tiadanya tanggapan ini menunjuk adanya pengasuhan keibuan yang kurang normal.

Seorang penulis secara indah sekali membedakan pengasuhan keibuan ini dalam tiga tingkatan: 

1. Tingkatan tertutup, yang dimulai  pada saat pertama kali ibu sadar akan hadir bayi baru dalam kandungannya dan selama masa bayi.  Pada tingkatan ini si bayi sepenuhnya tergantung kepada ibunya.

2.  Tingkatan perluasan, ketika si ibu menyadari bahwa si anak perluasan tugas dari ibu sendiri.  Tingkatan ini mulai ketika anak kira-kira berusia dua tahun, dan paling kuat di antara usia dua dan empat tahun.  Kadang-kadang berlangsung sampai masa remaja, tetapi tidak selalu sama bagi setiap anak.  Tingkatan perluasan ini ialah yang selalu kita ingat dengan istilah masa kanak-kanak.

3.  Tingkatan perpisahan, merupakan perkembangan suatu hubungan yang sehat antara ibu dan anak yang sudah mencapai masa remaja atau dewasa, setelah berhasil melewati kedua tingkatan sebelumnya.  Tingkatan tertutup bisa kita lihat dalam kehidupan khewan, tetapi pada tingkatan berikutnya, yakni tingkatan perluasan, hampir tidak nampak sama sekali dan khewan langsung berpindah ke tingkatan perpisahan.

Bagaimana ibu dan anak melewati setiap tingkatan psikologis ini sangatlah penting bagi pembentukan kepribadian anak dan perasaannya tentang dirinya sendiri, tentang orang lain dan dunia.  Jaranglah seorang ibu dapat melewati ketiga tingkatan itu secara sama berhasilnya.  Kebanyakan berhasil paling baik pada satu tingkatan tertentu dan pada tingkatan yang paling dinikmatinya.  Ketiga fungsi pengasuhan keibuan ini dapat beralih untuk sementara dan bahkan seketika karena pengaruh keadaan.

Mengerti ketiga tingkatan pengasuhan keibuan ini adalah penting bagi mereka yang bekerja di rumah sakit agar dengan demikian dapat menghadapi anak maupun ibunya menurut tingkatan psikologis masing-masing anak yang harus dirawatnya.  Hanya dengan begitulah kebutuhan setiap pasien dipenuhinya.  Kekalutan seorang anak karena perpisahan dengan ibunya itu, jika tidak ditangani dengan tepat, bisa membuat anak jadi sangat diam dan beku, menarik diri dari segala lingkunggannya.  Dan betapa menyedihkan, bahwa anak yang diam beku serupa itu oleh perwatnya dianggap sebagai pasien yang “baik” karena kurang tahunya tentang akibat perpisahan dengan ibunya yang terlampau lama.

Di negara yang sudah maju, seperti misalnya di Inggris dan Amerika, terdapat apa yang disebut spesialis permainan untuk membantu anak-anak yang terpaksa tinggal lama di rumah sakit.  Dengan pengertian tentang perkembangan anak dan pekerjaan rumah sakit, para spesialis terssebut mengusahakan agar anak jangan menderita gangguan selama hidup karena perpisahannya dengan ibu dan lingkungan keluarga.  Mereka bekerja sama dengan orang tua dan staf rumah sakit, sehingga tidak hanya pengaruh traumatis rumah sakit terhadap anak dapat diperkecil, tetapi tinggalnya anak di rumah sakit itu menjadi pengalaman yang menguntungkan bagi seluruh keluarga.

Para spesialis permainan itu membuat pekerjaan dokter dan perawat jadi lebih ringan karena mereka itu diberi kesempatan untuk bersama anak-anak yang sakit itu sepanjang hari.  Permainan adalah penting juga bagi para perawat yang bekerja di bagian kanak-kanak, sekalipun para perawat itu mempunyai kewajiban-kewajiban lain yang tidak sejalan dengan hal itu.  Mereka kerakali terpaksa menghentikan mereka dengan anak-anak karena dipanggil atau harus mengerjakan tugas perwatan yang lain.

Seorang anak bermain sepanjang waktu baik pagi maupun sore, kecuali pada saat tidur.  Permainan di rumah sakit tidak hanya ia berbahagia, tetapi juga membuat hal-hal baru dan asing yang harus dialami di rumah sakit itu jadi tidak terlalu berat.  Agarhal ini tercapai, maka permainan anak-anak itu hendaklah menjadi bagian dari kegiatan rumah sakit yang biasa, baik di samping tempat tidur maupun di ruang bermain yang khusus diadakan untuk itu.

Dalam hal ini di Amerika Serikat bahkan agak umum bahwa ruang bermain tersebut dianggap sebagai ruang yang terpisah hampir sepenuhnya dari kegiatan rumah sakit yang lain.  Dokter dan perawat hanya boleh masuk kalau mereka menurut peraturan-peraturan tertentu.  Memeriksa dada anak atau mengambil temperaturnya di ruang bermain akan dipandang dengan muka masam oleh para spesiali, dan mengambil darah seorang anak mungkin akan menimbulkan pertentangan yang sungguh-sungguh.  Tentu saja yang wajar fungsi ruang bermain itu adalah untuk membantu anak-anak mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan di rumah sakit, bukan untuk menyekat mereka dari kehidupan rumah sakit.  Banyak anak yang akan membiarkan dirinya entah diambil darahnya  atau entah apa yang agak menyakitkan sambil bermain-main, sedangkan di tempat tidurnya mereka akan menjadi ketakutan karena hal yang sama.  Pada kesempatan-kesempatan seperti itu, kehadiran anak-anak lain dapat sangat membantu karena berbuat berani di depan anak-anak lain adalah membanggakan.

Hubungan antara staf spesialis permainan dan staf medis dan para perawat akan selalu baik asal staf spesialis permainan ikut membantu anak-anak untuk mengatasi prosedur-prosedur kurang menyenangkan yang bagaimanapun harus dilakukan oleh dokter dan para perawat atas anak-anak dalam rawatan mereka itu.  Jika ruang permainan dianggap keramat yang tak boleh dimasuki dokter dan perawat, maka sebentar lagi anak-anak akan menganggap para spesialis itu pahlawan, sedang para dokter dan perawat “orang-orang jahat.

Anak yang sangat sakit mungkin merasa lebih tenang jika berada dalam ruang permainan yang santai dan tidak terasa asing dibanding dalam kamar sakit atau sal.  Hal itu menuntut tingkatan perawatan yang lebih tinggi dan kerjasama yang lebih baik antara staf spesialis dan staf perawatan; tetapi karena anak kecil yang sakit, seperti juga orang dewasa yang sakit, akan lebih mudah menjadi baik kembali, maka apapun yang bisa mencapai hal itu hendaknya diperkenankan.

Referensi:
Hugh Jolly, Membesarkan Anak Secara Wajar
Sabtu, 09 Mei 2015 – 14:42 WIB
Sita Rose di Bumi Pangarakan, Bogor