Asuh anak yang keibuan |
MERAWAT anak-anak di rumah sakit bukanlah sekedar
keahlian medis dan perawatan saja.
seorang anak yang sakit dan dirawat di rumah sakit mungkin dapat sembuh
sama sekali dari penyakitnya, tetapi sesudah pulang dari sana menderita akibat
buruk “hospitalisasi” selama sisa hidupnya.
Perpisahan seorang anak kecil dari orang tua, dan terutama dari ibunya
atau tokoh-ibunya, mudah sekali menjadi traumatis selama ia masih kecil. Tiadanya tanggapan ini menunjuk adanya
pengasuhan keibuan yang kurang normal.
Seorang penulis secara indah sekali membedakan
pengasuhan keibuan ini dalam tiga tingkatan:
1. Tingkatan
tertutup, yang dimulai pada saat
pertama kali ibu sadar akan hadir bayi baru dalam kandungannya dan selama masa
bayi. Pada tingkatan ini si bayi
sepenuhnya tergantung kepada ibunya.
2. Tingkatan perluasan, ketika si ibu menyadari
bahwa si anak perluasan tugas dari ibu sendiri.
Tingkatan ini mulai ketika anak kira-kira berusia dua tahun, dan paling
kuat di antara usia dua dan empat tahun.
Kadang-kadang berlangsung sampai masa remaja, tetapi tidak selalu sama
bagi setiap anak. Tingkatan perluasan ini
ialah yang selalu kita ingat dengan istilah masa kanak-kanak.
3. Tingkatan perpisahan, merupakan
perkembangan suatu hubungan yang sehat antara ibu dan anak yang sudah mencapai
masa remaja atau dewasa, setelah berhasil melewati kedua tingkatan
sebelumnya. Tingkatan tertutup bisa kita
lihat dalam kehidupan khewan, tetapi pada tingkatan berikutnya, yakni tingkatan
perluasan, hampir tidak nampak sama sekali dan khewan langsung berpindah ke
tingkatan perpisahan.
Bagaimana ibu dan anak melewati setiap tingkatan
psikologis ini sangatlah penting bagi pembentukan kepribadian anak dan perasaannya
tentang dirinya sendiri, tentang orang lain dan dunia. Jaranglah seorang ibu dapat melewati ketiga
tingkatan itu secara sama berhasilnya.
Kebanyakan berhasil paling baik pada satu tingkatan tertentu dan pada
tingkatan yang paling dinikmatinya.
Ketiga fungsi pengasuhan keibuan ini dapat beralih untuk sementara dan
bahkan seketika karena pengaruh keadaan.
Mengerti ketiga tingkatan pengasuhan keibuan ini
adalah penting bagi mereka yang bekerja di rumah sakit agar dengan demikian
dapat menghadapi anak maupun ibunya menurut tingkatan psikologis masing-masing
anak yang harus dirawatnya. Hanya dengan
begitulah kebutuhan setiap pasien dipenuhinya.
Kekalutan seorang anak karena perpisahan dengan ibunya itu, jika tidak
ditangani dengan tepat, bisa membuat anak jadi sangat diam dan beku, menarik
diri dari segala lingkunggannya. Dan
betapa menyedihkan, bahwa anak yang diam beku serupa itu oleh perwatnya
dianggap sebagai pasien yang “baik” karena kurang tahunya tentang akibat
perpisahan dengan ibunya yang terlampau lama.
Di negara yang sudah maju, seperti misalnya di
Inggris dan Amerika, terdapat apa yang disebut spesialis permainan untuk
membantu anak-anak yang terpaksa tinggal lama di rumah sakit. Dengan pengertian tentang perkembangan anak
dan pekerjaan rumah sakit, para spesialis terssebut mengusahakan agar anak
jangan menderita gangguan selama hidup karena perpisahannya dengan ibu dan
lingkungan keluarga. Mereka bekerja sama
dengan orang tua dan staf rumah sakit, sehingga tidak hanya pengaruh traumatis
rumah sakit terhadap anak dapat diperkecil, tetapi tinggalnya anak di rumah
sakit itu menjadi pengalaman yang menguntungkan bagi seluruh keluarga.
Para spesialis permainan itu membuat pekerjaan
dokter dan perawat jadi lebih ringan karena mereka itu diberi kesempatan untuk
bersama anak-anak yang sakit itu sepanjang hari. Permainan adalah penting juga bagi para
perawat yang bekerja di bagian kanak-kanak, sekalipun para perawat itu
mempunyai kewajiban-kewajiban lain yang tidak sejalan dengan hal itu. Mereka kerakali terpaksa menghentikan mereka
dengan anak-anak karena dipanggil atau harus mengerjakan tugas perwatan yang
lain.
Seorang anak bermain sepanjang waktu baik pagi
maupun sore, kecuali pada saat tidur.
Permainan di rumah sakit tidak hanya ia berbahagia, tetapi juga membuat
hal-hal baru dan asing yang harus dialami di rumah sakit itu jadi tidak terlalu
berat. Agarhal ini tercapai, maka
permainan anak-anak itu hendaklah menjadi bagian dari kegiatan rumah sakit yang
biasa, baik di samping tempat tidur maupun di ruang bermain yang khusus
diadakan untuk itu.
Dalam hal ini di Amerika Serikat bahkan agak umum
bahwa ruang bermain tersebut dianggap sebagai ruang yang terpisah hampir
sepenuhnya dari kegiatan rumah sakit yang lain.
Dokter dan perawat hanya boleh masuk kalau mereka menurut
peraturan-peraturan tertentu. Memeriksa
dada anak atau mengambil temperaturnya di ruang bermain akan dipandang dengan
muka masam oleh para spesiali, dan mengambil darah seorang anak mungkin akan
menimbulkan pertentangan yang sungguh-sungguh.
Tentu saja yang wajar fungsi ruang bermain itu adalah untuk membantu
anak-anak mengatasi keadaan yang kurang menyenangkan di rumah sakit, bukan
untuk menyekat mereka dari kehidupan rumah sakit. Banyak anak yang akan membiarkan dirinya
entah diambil darahnya atau entah apa
yang agak menyakitkan sambil bermain-main, sedangkan di tempat tidurnya mereka
akan menjadi ketakutan karena hal yang sama.
Pada kesempatan-kesempatan seperti itu, kehadiran anak-anak lain dapat
sangat membantu karena berbuat berani di depan anak-anak lain adalah
membanggakan.
Hubungan antara staf spesialis permainan dan staf
medis dan para perawat akan selalu baik asal staf spesialis permainan ikut
membantu anak-anak untuk mengatasi prosedur-prosedur kurang menyenangkan yang
bagaimanapun harus dilakukan oleh dokter dan para perawat atas anak-anak dalam
rawatan mereka itu. Jika ruang permainan
dianggap keramat yang tak boleh dimasuki dokter dan perawat, maka sebentar lagi
anak-anak akan menganggap para spesialis itu pahlawan, sedang para dokter dan
perawat “orang-orang jahat.
Anak yang sangat sakit mungkin merasa lebih tenang
jika berada dalam ruang permainan yang santai dan tidak terasa asing dibanding
dalam kamar sakit atau sal. Hal itu
menuntut tingkatan perawatan yang lebih tinggi dan kerjasama yang lebih baik
antara staf spesialis dan staf perawatan; tetapi karena anak kecil yang sakit,
seperti juga orang dewasa yang sakit, akan lebih mudah menjadi baik kembali,
maka apapun yang bisa mencapai hal itu hendaknya diperkenankan.
Referensi:
Hugh Jolly,
Membesarkan Anak Secara Wajar
Sabtu, 09
Mei 2015 – 14:42 WIB
Sita Rose di
Bumi Pangarakan, Bogor