Sabtu, 17 Agustus 2013

A. Soebli Arief: “ASAL-USUL DANAU JEMPANG” (Cerita Rakyat Kutai) Diceritakan Kembali Oleh Kak Sita



Blog Sita Rose – Minggu, 18 Agustus 2013 – 11:11 WIB :  Kecamatan Tanjung Isuy yang terkenal dengan dara-dara Tunjungnya, yang pandai membawakan tarian khas daerahnya baik tua maupun muda, tentu tak akan memisahkan nama Tanjung Isuy dengan danau Jempangnya. Nama Tanjung tak akan lebih dikenal tanpa danau Jempang. Tak jauh dari Danau Jempang dengan pemandangan alamnya yang asli dan indah, ditambah lagi kesayupan mata memandang, berdiri pula dengan megahnya Gunung Meratus.

Menurut sahibul hikayat, pada waktu dahulu Danau Jempang belumlah ada. Danau Jempang berasal dari sebuah gunung yang bernama Gunung Jempang. Selain Gunung Jempang berdiri pula Gunung Nungan, Gunung Konyut, dan Gunung Pamungkas.

Diceritakan, suatu ketika datanglah Ayus yang disuruh oleh Lintang Olo untuk menjumpai Gunung Nungan, Gunung Jempang, Gunung Konyut, Gunung Meratus, dan Gunung Pemangkas, untuk membicarakan masalah peleburan gunung-gunung tersebut demi mudahnya daerah tersebut dikunjungi orang. Apabila mereka (Gunung-gunung) masih merupakan gunung, maka akan sulit orang berkunjung ke sana. Paling-paling tebatas hanya pada orang-orang yang memang berniat untuk pergi ke sana saja. Atas saran dan anjuran Ayus, mereka semua sepakat dan berjanji bahwa gununung-gunung itu bersedia untuk dilebur menjadi air. Ayus pun berjanji, bahwa dalam waktu delapan hari delapan malam mereka semua akan meleburkan diri menjadi air.

Tepat pada hari yang dijanjikan, maka leburlah Gunung Jempang menjadi air berbentuk danau. Ketika Gunung Jempang menoleh ke Gunung Meratus, Gunung Nungan, Gunung Konyut, ternyata mereka masih tetap berdiri megah di tempatnya menjadi bagian dari Gunung Meratus. Melihat semua ini, betapa marahnya Gunung Jempang yang telah berubah menjadi air itu, sambil mengucap kata-kata, “Gunung Meratus kau ternyata mengingkari janji!”

Gunung Meratus menjawab, “Aku tidak mengingkari janji, Jempang. Akan tetapi jika kita semua menjadi air menurutku itu akan tidak bagus. Maka aku lebih memilih tetap menjadi gunung, menjadi perhiasan kau Jempang!”

Akan tetapi, Jempang yang sudah menjadi danau itu semakin marah tak bisa mengendalikan emosinya. Ia pun bersumpah serapah, “Baik! Jika demikian aku akan balas dendam, barang siapa yang menyeberangi atau mengarungi Danau Jempang ini dengan menyebut nama Gunung Meratus, maka di saat itu juga akang datang angin topan yang sangat dahsyat, dan itu sebagai tanda kemarahanku!”

Konon sampai sekarang orang-orang yang mengarungi Danau Jempang tabu untuk menyebut nama Gunung Meratus karena takut terkena musibah terkena sumpah Danau Jempang yang tadinya berasal dari Gunung Jempang. (SP091257)

Sumber:
DEPDIKBUD 1979. "Kumpulan Cerita Rakyat Kutai". Dewan Redaksi Penerbitan Kutai 

Posted:
Sita Rosita Pangarakan, Bogor

1 komentar: