Sabtu, 13 Desember 2014

ISTANA HANTU By Yudhistira-Khid Hidayat


Istana Hantu

Sita Blog NINA BOBO Sabtu, 14 Desember 2014 - Dahulu kala, ketika peri-peri dan tukang sihir masih berkeliaran memamerkan kesaktiannya, hiduplah dua kakak beradik, laki-laki dan perempuan.  Mereka berdua tinggal dalam istana yang indah. Bunga-bunga dan pohon buah-buahan tumbuh subur di kebun istana. Tangan-tangan tak terlihat mengatur semua itu. Hidup mereka sehari-hari, bagi kakak beradik itu sendiri merupakan misteri.

Di dalam perpustakaan istana, buku-buku membuka dan bersuara membaca sendiri. Mereka mengajarkan aneka pengetahuan kepada dua bersaudara itu. Kedua anak itu sama sekali tidak takut, karena sejauh mereka bisa mengingat, sejak dulu memang begitu keadaan istana mereka.

Ketika kedua kakak beradik itu dewasa, mereka sering berdiri di menara istana dan memandang  ke arah pedusunan.  Apa yang mereka lihat membuatnya tak ingin meninggalkan istana. Di sana selalu nampak ada perang. Pasukan-pasukan prajurit berderap merampas sawah ladang. Kadang-kadang mereka berperang antar sesamanya, membakar rumah-rumah.

Ketika kedua anak itu masih kecil, gelombang pasukan itu sering kali berbelok ke arah istana. Mereka berpikir, dalam istana seindah itu pasti bersembunyi harta yang sangat berharga.  Prajurit-prajurit itu benar. Istana itu dilengkapi dengan perabot-perabot yang mahal. Pakaian kedua penghuninya indah dan mewah. Peti perhiasan tergeletak begitu saja di meja rias si gadis. Peti-peti sarat dengan muatan emas yang ada di mana-mana.

Namun belum pernah ada seorang prajurit pun yang pernah berhasil mencuri sesuatu dari istana tersebut. istana itu seperti di kelilingi dinding yang tak terlihat. Jika ada yang mencoba mendekat, udara di sekeliling istana seolah-olah menebal dan menggulung mereka. Rasanya seperti berjalan di atas lumpur hidup, meski di sekitarnya yang nampak hanya pemandangan pedusunan yang aman dan damai. Sehingga orang-orang mengatakan istana itu dihuni hantu, dan mereka tak berani mendekati istana tersebut.  istana tersebut seperti dikelilingi dinding yang tak terlihat.  Jika ada yang mencoba mendekat, udara di sekeliling dinding istana seolah-olah menebal dan menggulung mereka.  Rasanya seperti berjalan di atas lumpur hidup, meski di sekitarnya yang nampak hanya pemandangan pedusunan yang ama dan damai.  Sehingga orang-orang mengatakan bahwa istana itu dihuni hantu.  Maka tak seorangpun berani mendekati istana tersebut.

Philada, nama gadis itu, tak mengerti kehidupan lain di luar dinding istana.  Dia sudah terbiasa dilayani oleh pelayang-pelayan yang tak terlihat oleh mata.  Paul,  kakaknya, masih bisa mengingat ibunya yang cantik jelita, serta ayahnya, seorang bangsawan tampan penguasa istana itu.  Sering kali Paul berdiri memandangi sebuah patung di taman istana.  Patung itu tampak cantik sekali.  Mungkin dulu ada seorang wanita anggun yang sedang berjalan-jalan, yang kemudian tiba-tiba membeku menjadi batu.

“Ibu..., Ibu...!”, bisik Paul.  “Mengapa Ibu diam membeku? Aku yakin, kau adalah Ibuku. Mengapa aku dan Philada tinggal dalam istana angker ini?”

Pada suatu hari di musim panas, Paul bersama adiknya menatap pedusunan dari puncak menara istana, mereka melihat ada perubahan.  Tak ada lagi prajurit –prajurit yang berperang di istana.  Penduduk keluar dari persembunyian mereka di gunung-gunung dan membangun kembali desa mereka yang porak poranda. Paul dan Philada terkejut ketika suatu pagi muncul seorang penunggang kuda mendekati istana.  Tak ada lagi dinding ajaib yang menghalanginya.  Penunggang kuda itu masuk istana dan memanggil nmereka.

“Perangsudah selesai”, katanya.  “Majikanku, Panglima Janggut Kelabu, telah mengalahkan dan mengusir musuh.  Negeri kita kita sudah aman.  Dia adalah panglima yang pandai dan bijaksana.  Tetapi sayang, dia tidak bisa memecahkan rahasia burung hijau.  Para penasehatnya mengatakan, hanya mereka yang tinggal di istana angker ini yang dapat memecahkan rahasia itu.  Diutusnya aku mengundang kalian untuk menghadapnya dan memecahkan misteri ini.”

Paul dan Philada sangat gembira mendengar penjelasan prajurit itu.  Mereka juga nerasa lega karena perang telah usai dan dinding ajaib yang mengelilingi istana mereka sudah lenyap.  Sekarang Paul dan Philada sudah bidsa pergi ke desa sekitar, berkenalan dengan pemuda dan pemudi yang sebaya dengan mereka merekaserta hidup wajar seperti orang-orang lainnya.  Akan tetapi, Paul dan Philada tak tahu apa-apa tentang burung hijau.  Apa yang harus dilakukan?  Mereka juga tak ingin Panglima Janggut Kelabu marah.

Tiba-tiba, mereka mendengar suara merdu yang memanggil-manggil.  Terlihat patung wanita anggun itu hidup kembali. Ia melangkah menghampiri mereka.

“Ibu!” Serentak kedua kakak beradik itu memanggil wanita itu. 
“Perang sudah usai, begitu pula sihir yang melingkupi istana ini,” kata wanita itu sambil tersenyum.  “Bertahun-tahun yang lalu, ayah kalian pergi berperang bersama pasukannya, dan gugur di medan perang. Kesedihanku membuatku beku jadi batu. Kalian berdua tinggal sendiri, tapi Dewa Gunung merasa iba. Disihirnya istana ini supaya kalian selamat sampai perang istana. Kemudian dia mencari ayah kalian dan menemukannnya dalam keadaan luka parah. Disihirnya ayah kalian menjadi Burung Hijau yang tinggal dalam sangkar emas. Dia berjanji, ayah kalian akan hidup bahagia di sangkarnya sampai perang selesai.”

“Siapa pun yang berani mencoba menyentuh burung itu sebelum perang usai, akan berubah menjadi batu,”  lanjut wanita cantik itu.  “Tetapi jika salah satu dari kalian berteriak ‘Ayah’, maka patung-patung itu akan kembali ke wujudnya semula.”

Dengan gembira Phlada mengikuti prajurit yang menunjukkan jalan ke tempat Burung Hijau di lereng pegunungan, “Ayah!”, seru Philada ketika sampai di tempat Burung Hijau yang berada dalam sangkarnya.

Tiba-tiba bersiri di hadapan Philada seorang laki-laki yang diyakini sebagai ayahnya. Dan, secara bersamaan patung-patung yang berada di sekitarnya juga berubah kembali menjadi manusia.  Semua selamat berkat kesaktian Dewa Gunung. (Dikutip dari buku, “Kumpulan Dongeng Mancanegara”
Yudhistira-Khid Hidayat)

Sabtu, 14 Desember 2014-7:04 wib
Slamet Priyadi
Di Pangarakan, Bogor


 

Sita Blog: "NINA BOBO": Istana Hantu By Yudhistira-Khid Hidayat: Istana Hantu Nina Bobo - Sabtu, 14 Desember 2014 -   Mereka berdua tinggal dalam istana yang indah. Bunga-bunga dan pohon buah-b...

Sabtu, 17 Mei 2014

MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK


Tusya usia 9 bulan suka melihat-lihat buku bacaan (Foto: SP)
Tusya 9 bulan suka melihat-lihat buku bacaan (Foto: SP)

Sita Blog - Sabtu, 17 Mei 2014 19:11 wib - Salah satu cara orang tua untuk meningkatkan minat baca anak terhadap buku adalah dengan belajar membiasakan diri untuk merawat dan menyayangi buku.  Kumpulkan, rawatlah dan susun secara teratur dan rapi buku-buku putra-putri anda sehingga mereka bisa dengan mudah menemukannya kembali saat mereka membutuhkannya. Hal semacam ini akan membiasakan mereka belajar dan terbiasa merawat dan menyukai buku-buku sebagai benda berharga yang harus disimpan dan dijaga keberadaannya dengan hati-hati. Pada awalnya, bisa saja koleksi buku putra-putri anda itu disimpan dalam lemari buku di masing-masing kamarnya.  Akan tetapi setelah banyak, sebaiknya anda membuat perpustakaan keluarga  untuk mengumpulkan dan menyimpan buku-buku dari semua anggota keluarga dan sebagai tempat anda bersantai dengan keluarga, bercengkerama, membaca, mendongeng bersama putra-putri anda.  Koleksikanlah perpustakaan keluarga anda itu dengan berbagai macam jenis dan topik buku.  Sehingga dengan demikian,  mereka mendapat kesempatan untuk membaca buku dengan bermacam pilihan sesuai dengan pilihan mereka. Jika anda, suatu ketika membeli buku-buku baru yang cocok dengan putra-putri anda, sedangkan putra-putri anda belum mau membacanya, simpan saja buku-buku tersebut di perpustakaan keluarga anda. Dengan demikian anda sudah menyediakan koleksi dan referensi baru bagi putra-putri anda yang mungkin akan dibacanya saat mereka merasa membutuhkan buku-buku tersebut.

Apabila anda dan putra-putri anda terbiasa dengan membaca buku-buku referensi bacaan yang beragam, putra-putri anda akan termotivasi dan mencontoh apa yang sudah dilakukan oleh orang tuanya.  Merekapun akan mengikuti jejak anda untuk menyukai dan membaca buku-buku yang beragam tidak terikat oleh satu jenis buku bacaan saja.  Oleh karena itu sebaiknya anda selaku orang tua, jangan sekali-kali membatasi jenis buku-buku bacaan bagi putra-putri anda baik yang masih anak-anak maupun yang sudah beranjak remaja. Tetapi jika putra-putri anda hanya membaca satu jenis buku saja, itupun sudah baik daripada tidak membacanya sama sekali.

Selain itu andapun harus lebih selektif terhadap buku-buku bacaan untuk putra-putri anda. Mana buku-buku yang baik, bermutu dan berkualitas serta mana yang tidak. Jika ini anda lakukan maka putra-putri anda akan terbiasa dan memiliki pengetahuan serta kemampuan untuk menilai mana buku yang baik dan tidak.  Dan anda tak perlu risih jika pada kenyataannya putra-putri anda ternyata lebih baik daripada anda.  Andapun selaku orang tua dari putra-putri anda sebaiknya mengikuti dan membaca pula buku-buku yang telah dibaca oleh putra-putri anda karena jika hal tersebut dilakukan, ini berarti anda akan selalu dapat mengikuti perkembangan jiwa putra-putri anda yang sekaligus juga mengakrabkan anda dengan putra-putri anda.[SR]

Referensi:
DR. Murti Bunanta, SS;MA.
Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Pustaka Tangga, Jakarta 2004

Sita Rosita:
Sabtu, 17 Mei 2014 19:11 wib
Pangarakan, Bogor

Minggu, 11 Mei 2014

Perlengkapan Bayi Pengaruhi Perkembangan Fisik dan Emosi



Kamis, 8 Mei 2014 | 15:06 WIB 

DOK MY BABY Pijat bayi dengan menggunakan produk baby spa punya banyak manfaat untuk perkembangan bayi.
 KOMPAS.com - Bayi butuh sejumlah perlengkapan untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Mulai memenuhi kebutuhan perawatan kulit dan tubuh, perlengkapan untuk menghangatkan badan hingga penyangga tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti gendongan. Beragam perlengkapan bayi ini ternyata juga mendukung proses tumbuh kembang bayi fisik dan mentalnya.

Gendongan dan bedongan
Dua perlengkapan bayi ini termasuk kebutuhan utama yang selalu masuk dalam daftar belanja ibu sebelum melahirkan. Namun jangan menyepelekan dua perlengkapan bayi ini karena produk yang tepat guna berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Untuk memilih gendongan, berat dan postur anak perlu diperhatikan supaya tidak menganggu pertumbuhannya. Gendongan juga bisa mendukung perkembangan emosi anak karena saat ibu menggendong dengan cara tepat terjadi proses bonding. Karenanya ukuran dan desain tepat untuk mendukung bonding perlu mendapat perhatian.

Demikian juga dengan bedongan. Ukuran dan model yang tepat akan menghindari gangguan postur bayi. Bedongan bukan hanya berfungsi menghangatkan namun juga bisa menjaga postur bayi secara tepat sehingga tak mengganggu pertumbuhan fisiknya.

Berbagai pertimbangan inilah yang diperhatikan produk perlengkapan bayi berbasis di Hong Kong Bloom & Grow Asia.

“Produk-produk yang dikeluarkan oleh Bloom & Grow merupakan produk yang tidak hanya unik dan inovatif, tetapi juga memiliki fungsi lain untuk mendidik dan mendukung tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun emosional,” tutur Jessica Siah, Head of Sales dari Bloom & Grow Singapura dalam siaran persnya.

Bloom & Grow merilis produk terbarunya antara lain Four Position 360 Ergobaby Carrier yang memungkinkan empat posisi gendong ibu yaitu kedalam, keluar, menyamping dan dari belakang. Masing-masing memiliki setelan pundak, pinggang, tempat gendong dan senderan leher yang dapat disesuaikan dengan berat serta postur ibu dan anak.

Gendongan lainnya adalah Ergobaby Wrap yang didesain khusus untuk menggendong anak baru lahir di dada orang tua. Ergobaby Wrap terbuat dari bahan yang 4D stretch yang fleksibel dan mampu menciptakan kehangatan bagi tubuh bayi, dengan kelebihannya yaitu: menggunakan bahan elastis (perfect fit), dapat mempertahankan posisi bayi dan tidak melorot (long lasting support), dan dapat bergerak mengikuti posisi ibu dan bayi (exceptional comfort).

Sementara untuk bedong, ada Ergobaby Swaddler yakni bedong modern yang sekaligus bisa digunakan untuk sebagai selimut bayi untuk tidur. Ergobaby Swaddler didesain dengan memberikan kantong untuk tangan dan kaki bayi sehingga bisa berada pada posisi sempurnanya. Selain itu, bedong ini juga berfungsi menghangatkan dengan suhu tepat sehingga bayi bisa tertidur dengan pulas. Bedong ini tersedia untuk bayi usia tiga bulan hingga enam bulan.

Produk bayi lainnya yang tak kalah penting terkait perawatan kulit dan tubuh. Jangan salah, produk perawatan tubuh bayi juga punya peran dalam mendukung proses tumbuh kembang.

Baby spa
Beberapa merek merilis produk baby spa yang fokus pada perawatan dan pijat bayi. Tujuannya merangsang otot motorik dan memperbaiki kekebalan tubuh terhadap penyakit sehingga membuat bayi lebih sehat. Dengan memberikan pijatan yang benar pada tubuh bayi akan membuat bayi menjadi lebih rileks, riang dan tidak suka menangis, selain itu untuk mencegah gejala kembung, membantu melancarkan sistem pencernaan serta dapat membuat tidur bayi menjadi lebih nyenyak.

My Baby Spa menyediakan rangkaian produk perawatan kulit ini untuk mendukung kesehatan dan kecerdasan bayi. My Baby Spa terdiri dari My Baby Massage (Pijat Bayi), My Baby Bath (Memandikan Bayi) dan My Baby Grooming (Perawatan bayi).

Phillips Gunawan, Presiden Direktur PT. Barclay Products mengatakan rangkaian perawatan dan pijat bayi dari My Baby ini sekaligus juga menjadi bentuk edukasi kepada kaum ibu mengenai cara merawat bayi yang tepat. Menurutnya, perawatan tepat tak hanya berdampak pada kesehatan bayi namun juga menciptakan ikatan emosional yang lebih erat antara Ibu dan bayi.

“Manfaat lainnya adalah merangsang gerakan motorik bayi, meningkatkan konsentrasi serta dapat meningkatkan kecerdasan," katanya.
Editor :
Wardah Fajri

Sabtu, 10 Mei 2014

Asah Otak Kanan dengan Dongeng

jpnn.com Sabtu, 26 April 2014, 23:16:00
 
Anak-anak suka dongeng dan membaca buku-buku dongeng
Mendongeng untuk anak
LEBIH dari 100 santri penghafal Alquran berkumpul di Rumah Tahfidz Tasikmalaya, Perum Bumi Lestari, Jumat (25/4). Santri yang didominasi anak-anak itu tampak fokus memperhatikan alur cerita dari pendekar dongeng, Kang Didin. Dengan intonasi dan penyampaian cerita yang hidup, anak-anak terbawa suasana.
Tidak jarang di antara mereka tampak masuk ke dalam cerita seolah-olah sedang menjadi tokoh utama, kemudian sesekali tertawa saat Kang Didin melemparkan guyonannya.

Usai mendongeng, pria asal Bogor yang menjadi bintang tamu dalam kegiatan tersebut mengungkapkan dongeng bisa menjadi sarana dalam membentuk karakter dan mengasah otak kanan anak. "Saat menyimak dongeng, anak menggunakan otak kanannya sehingga mereka ikut berimajinasi," katanya.

Siapa pun mungkin pernah mendengar cerita si Kura-Kura dan si Monyet saat masih duduk di bangku SD. Tapi, kata Kang Didin, banyak yang lupa tentang pelajaran PPKN saat kelas II SD. Itu karena apa yang anak dapatkan dari dongeng biasanya lebih lama diingat daripada pelajaran yang dominan diserap menggunakan otak kiri. Imajinasi sangat penting bagi perkembangan daya pikir anak. Imajinasi akan membantu anak untuk berpikir kreatif dalam menghadapi dan merencanakan penyelesaian masalah yang dihadapinya. Selain itu, imajinasi akan membuat anak terampil berkomunikasi dengan orang lain. "Saat mendengarkan dongeng, pikiran anak pasti akan terangsang untuk menggambarkan situasi seperti yang dia dengar. Kosa kata yang didengar juga memperkaya perbendaharaan kata," ucapnya. Kosa kata tersebut yang nantinya akan membantu anak-anak untuk mudah mengekspresikan perasaan atau apa pun yang dipikirkan. Hasilnya, keterampilan komunikasi semakin terasah. 

Dongeng juga memiliki efek yang besar dalam menanamkan etika dan nilai-nilai kehidupan melalui karakter yang ada pada cerita. Anak-anak bisa belajar tentang kejujuran, tolong menolong dan rasa peduli. Saat mendongeng, pesan-pesan moral dan pelajaran hidup yang kita beri penyampaiannya lebih mudah dicerna," katanya.
 
Sebagai pendongeng yang memiliki jam terbang tinggi, Kang Didin memberi pesan untuk mendongeng cerita-cerita bermuatan positif. Seperti yang diceritakannya kepada anak-anak yang tergabung dalam komunitas penghafal Alquran.

"Dalam dongeng, tokoh utama diberi pilihan. Kalau ingin punya uang satu miliar, dia harus meninggalkan shalat. Tokoh utama memilih menolak uang satu miliar karena dia anak soleh yang ingin selalu shalat, mematuhi perintah Tuhannya," ujar Kang Didin. (lsk)