Sita Blog│Senin, 18
Febuari 2013│14:20 WIB
Anak mencontoh apa yang dilakukan orang tua |
ACAP
KALI orang tua tak menyadari kesalahannya, kalau dalam mendidik anak pada usia
dini (0 sampai 6 tahun) adalah salah. Kesalahan tersebut pada umumnya adalah
pada cara membimbing dan mengasuh anak
yang hanya dengan bicara dan perintah saja, bukan dengan sikap dan prilaku
serta contoh teladan yang baik.
Sebagaimana kita ketahui anak pada
usia 0 sampai 6 tahun merupakan masa di mana tingkat daya serap dalam merespon
apa yang dilihat dan didengarnya adalah mencapai 70-80 persen. Artinya, pada
masa periode ini akan lebih efektif jika orang tua dalam membimbing dan
mengasuh serta mendidik anaknya adalah dengan cara memberi contoh teladan serta
sikap yang baik, bukan hanya sekedar bicara dan perintah-perintah yang
terkadang sukar dilakukan oleh anak dalam usia dini ini.
Jadi utamanya orang tua, terutama
sang ibu jangan sampai merusak perkembangan kecerdasan dan mental anak hanya
karena kesalahan prilaku dan sikap yang mungkin tidak disadarinya. Jika anak melihat perbuatan orang tuanya,
ibu-bapaknya sedang membaca buku, sholat, dan bertutur kata yang baik, maka itu
akan selalu diingat dan dicontohnya bahkan dipraktikkannyadalam aktifitas
hidupnya sehari-hari. Begitupun sebaliknya, apabila orang tua, ibu dan bapaknya
sering bertengkar dengan mengucapkan kata yang kasar dan tidak pantas, maka
semua itu akan terserap dalam memorinya yang kemudian anak pun akan berprilaku
dan berkata-kata seperti apa yang ada dalam ingatannya dan pernah disaksikannya
itu.
Nah, bagi para orang tua yang
mengasihi anak-anaknya tentu akan selalu memperhatikan perkembangan kecerdasan
dan mental serta pertumbuhan fisik anak pada usia dini. Oleh karena itu
berikanlah kasih sayang serta perhatian yang penuh dalam mendidik, mengasuh,
membimbing anak dengan cara selain dengan kata-kata yang lemah lembut, juga
utamanya adalah dengan memberikan contoh suri tauladan serta sikap dan prilaku
yang baik. Dengan harapan semuanya itu akan tersimpan dalam diri anak jiwa yang
bersih hingga mencapai usia dewasa.
Karena manusia terbaik adalah manusia
yang berbudi pekerti luhur. Seandainya hal tersebut tetap tercermin dan
terpantul dalam prilaku hidup manusia dalam keseharianya, mungkin korupsi tak
akan merebak seperti sekarang ini.
Penulis
Slamet Priyadi di Pangarakan - Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar