Blog Sita: Pendidikan Dalam Keluarga
Jumat, 15 Juli 2016 - 06:57 WIB
Jumat, 15 Juli 2016 - 06:57 WIB
Ondel-Ondel Betawi di Kp. Kramat Asem
Sore itu Sabtu, 09 Juli 2016 sekitar pukul 16:00 WIB
di Kp. Kramat Asem, Utankayu Selatan terdengar gesekan instrumen musik rebab
yang melengking keras dan seperangkat instrumen perkusi kecrek, kenong, dan
kendang memainkan lagu-lagu gambang kromong. Beberapa di antaranya adalah
Jali-Jali, Sirih Kuning, dan Ondel-Ondel dari album lawas Ida Royani-Benyamin
Sueb.
Rupanya
lagu-lagu instrumen tersebut dimainkan oleh skelompok pengamen muda belia
berusia belasan tahun, mengiringi tarian sepasang ondel-ondel Betawi yang
bergoyang, berbutar-putar di sepanjang jalan gang sempit di tengah padatnya
perumahan penduduk yang dilewatinya.
Persis,
ketika rombongan pengamen onde-ondel itu lewat di depan rumah Almarhum bapak
Aspas, tempat singgah kami sekeluarga lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah. Di
halaman rumah yang tak begitu luas, rombongan pengamen itu berhenti.
Tak
berapa lama kemudian rombongan pengamen ondel-ondel itu kembali memainkan musik
Betawi irama gambang kromong dengan lagu-lagu khasnya yang sudah tak asing lagi
bagi warga Kampung Kramat Asem, Utankayu
Selatan yang memang mayoritas penghuninya adalah masyarakat Betawi.
Sepasang
ondel-ondel Betawi kembali menari-nari, berputar-putar, berjalan
lenggak-lenggok kian kemari mengikuti irama lagu dan iringan musik pengiring
yang mengalun mendayu-dayu, merayu-rayu penuh kemayu.
Sementara
musik dan ondel-ondel terus beraksi, salah seorang rombongan pengamen
berkeliling mengajak penonton yang kebanyakan anak-anak dan ibu rumah tangga
untuk memberi uang saweran.
Karena
tak banyak anak-anak dan ibu-ibu penonton yang berpartisipasi memberi uang
saweran, aku bertanya kepadanya:
“Oya, mong-omong kalo satu lagu berapa uang sawernya?”
“Lima ribu rupiah, pak!” jawabnya singkat.
“Baik, kalo begitu saya pesan lima lagu, ya!”
Aku
pun segera ambil uang dari saku baju Rp.10.000 dan minta pula pada isteri dan
saudara iparku yang ikut menonton hingga terkumpul semuanya sebanyak Rp.25.000
lalu serahkan ke padanya. Meski nilai uang itu relatif tak seberapa untuk
sebuah apresiasi musik, namun ada keceriaan nampak pada wajah rombongan
pengamen Ondel-ondel, karena tujuan mereka mengamen lewat kesenian Ondel-Ondel
Betawi, semata-mata adalah untuk melestarikan budaya Betawi, khususnya kesenian
Ondel-Ondel yang kini sudah mulai ditinggalkan oleh banyak generasi muda Betawi
itu sendiri.
Kramat Asem, Utankayu Selatan
Sabtu, 09 Juli 2016 – 22 : 15 WIB