Minggu, 05 April 2015

“PERMAINAN” By Hugh Jolly

















Minggu, 05 April 2015 - Sita Blog - Kata “permainan” mempunyai arti yang berbeda, mungkin bahkan bertentangan pada orang dewasa dan pada anak-anak. Anak kecil belajar lewat permainan, karenanya merupakan suatu bentuk pekerjaan. Tettapi jika seorang dewasa bermain-main, ia mengendorkan otot-ototnya, jadi melakukan hal yang bertentangan dengan bekerja.  Mungkin orang dewasa bermain-main pada waktu ia seharusnya bekerja. Kiranya perkataan “permainan anak-anak” menegaskan perbedaan arti itu.

Demikianlah kita hendaknya mengerti dengan jelas bahwa permainan adalah sangat penting bagi seorang anak dan bahwa dengan bermain-mainlah ia belajar. Betapa menyedihkan jika seorang anak harus memasuki sekolah di mana ia harus bekerja dan bukannya bermain-main. Istilah bahasa inggris “play school” yang berarti sekolah bermain-main. Dalam hal ini sangatlah kena, dan secara sempurna menangkap konsepsi yang ideal bagi anak kecil.

Jelaslah seteah anak bertambah besar pendidikannya haruslah lebih formil dan lebih tersusun, namun demikian guru yang berpikir modern masih dapat menciptakan suasana “permainan” di kelasnya sehingga si anak menyenangi apa yang sedang dikerjakannya dan karenanya lebih banyak yang bisa dipelajari.

Para pendukung kegiatan bersama pada masa pra sekolah sungguh-singguh dapat berbangga diri mereka apa yang telah mereka capai. Neamun beberapa reaksi terhadap sekolah taman kanak-kanak masih menunjukkan kurangnya pengertian. Ada yang mengetengahkan pendapat bahwa sekolah taman kanak-kanak mengurangi pengaruh orang tua dan rumah pada anak-anak.

Tentu saja, tidak seorang anak pun siap memasuki sekolah dan sanggup melepaskan diri secara sewajarnya dari bimbingan tangan ibunya. Tetapi hal ini bisa dicapai dengan cara bertahap-tahap. Bagaimanapun orang tua biasanya dianjurkan agar tetap menemani putera atau puterinya selama waktu setelah anak itu diterima di sekolah pertama kali. Dengan demikian orang tua yang kurang yakin dapat menyaksikan sendiribagaimana anak-anak belajar melalui permainan dalam suasana lingkungan modern. Alangkah baiknya jika sebagaimana sekolah dasar, sekolah taman kanak-kanak pun tersedia bagi setiap anak segera setelah perkembangan sosialnya mencukupi untuk memasuki sekolah semacam itu.

Taman kanak-kanak, play ggroup, PAUD, dan lain-lain,  pusat pendidikan semacam itu membantu orang tua anak untuk mengetahui bagaimana cara bermainnya putera-puteri mereka. Kemampuan melayani bermain-main dengan anak-anak tidaklah selalu dimiliki oleh orang tua. Meskipun anak-anak seharusnya diberi dorongan untuk bermain-main, namun ia tidak akan mengembangkan kemampuannya untuk bermain jika segala sesuatunya diatur dan ditentukan oleh orang tua. Seorang anak dengan sendirinya mengetahui kapankah ia siap untuk berpindah ke kegiatan berikut, maka hendaknya kegiatan-kegiatan yang diperuntukkan baginya sudah tersedia, sehingga anak tinggal memilih sendiri yang dianggapnya paling cocok.

Bila seorang anak sedang asyik dengan suatu permainan, ia hendaklah jangan diganggu, ia sedang tekun bekerja. Alat permainan yang bertumpuk menyulitkan baginya untuk bermain sebab dikelilingi begitu banyak kemungkinan sehingga bingung untuk memilih.

Jika anda membeli mainan untuk putera-puteri anda, ada baiknya anda melihat petunjuk biasa terdapat pada bungkusnya, untuk anak usia berapakah dimaksudkannya. Tetapi itu hanya petunjuk; sebuah mainan yang ditempeli keterangan “untuk anak tiga tahunan”atau “empat tahunan” mungkin bisa juga dinikmati secara bermanfaat oleh anak berusia lima atau enam tahun.

Perlu dingat pula bahwa mainan tidak harus berupa barang-barang yang secara tradisional disebut mainan saja. semua alat dapur, asal tidak membahayakan, bisa juga merupakan mainan yang bagus sekali dan memberi anak kemungkinan untuk “memasak” bagai orang dewasa.

Selain itu, tidak selalu anak bermain dengan yang layak bagi jenis kelaminnya saja; banyak anak laki-laki yang suka bermain boneka dan tidak sedikit pula anak perempuan yang suka bermain tembak-tembakkan. Hal ini tidak usah menimbulkan pikiran bahwa seorang anak laki-laki akan menjadi homoseksual atau sebaliknya bahwa seorang gadis akan tumbuh menjadi gangster.

Banyak orang tua  kurang senang jika puteranya bermain-main dengan boneka, karena khawatir bahwa kesenangan demikian akan membuat anak itu feminin. Untunglah dewasa ini para pembuat mainan anak-anak telah menciptakan mainan tentara-tentaraan dan lain-lain daripada boneka berpakaian perang. Anak-anak bisa bermain boneka khas ini sekendak hati tanpa membuat orang tua khawatir.

Referensi:
Hugh Jolly, Membesarkan Anak Secara Wajar

Minggu, 05 April 2015 – 08:14 WIB
Sita Rose, di Pangarakan, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar