Sosbud | Jumat, 30 November 2012 01:53 WIB
Metrotvnews.com, Medan: Pendidikan seksual
penting untuk masuk dalam kurikulum SD, karena perkembangan pubertas
anak saat ini sudah mulai sejak anak berusia delapan tahun.
"Pendidikan seksual harusnya sudah mulai diperkenalkan orangtua maupun tenaga pendidik sejak dini kepada anak, bahkan bila perlu sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar," kata ahli psikologi, Irna Minauli di Medan.
Menurut Irna kondisi tersebut wajar, karena anak-anak dulu mengalami menstruasi saat usia 15 tahun. Namun, sekarang anak-anak berusia delapan tahun sudah ada yang menstruasi. Secara fisiologis dan kematangan organ reproduksi, usia kematangan itu semakin dini sehingga meningkatkan sejumlah resiko.
Karenanya, pendidikan seksual sudah bisa diajarkan sejak kelas V dan VI SD. Agar anak siap menghadapi perubahan dalam dirinya. Selama ini, banyak orangtua beranggapan pemberian informasi seksual menimbulkan keingintahuan anak yang tinggi. Sehingga mengarah pada eksperimen hal-hal yang belum waktunya mereka lakukan.
"Sebenarnya kekhawatiran itu tidak benar. Karena survei membuktikan pendidikan seks tidak meningkatkan aktivitas seksual," katanya.
Jadi, metode pembelajarannya lebih ke arah yang sifatnya tidak langsung dalam memberikan penjelasan. Sehingga anak akan lebih paham apa yang akan terjadi pada dirinya dan menjadi lebih hati-hati. (Ant/Wtr4)
"Pendidikan seksual harusnya sudah mulai diperkenalkan orangtua maupun tenaga pendidik sejak dini kepada anak, bahkan bila perlu sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar," kata ahli psikologi, Irna Minauli di Medan.
Menurut Irna kondisi tersebut wajar, karena anak-anak dulu mengalami menstruasi saat usia 15 tahun. Namun, sekarang anak-anak berusia delapan tahun sudah ada yang menstruasi. Secara fisiologis dan kematangan organ reproduksi, usia kematangan itu semakin dini sehingga meningkatkan sejumlah resiko.
Karenanya, pendidikan seksual sudah bisa diajarkan sejak kelas V dan VI SD. Agar anak siap menghadapi perubahan dalam dirinya. Selama ini, banyak orangtua beranggapan pemberian informasi seksual menimbulkan keingintahuan anak yang tinggi. Sehingga mengarah pada eksperimen hal-hal yang belum waktunya mereka lakukan.
"Sebenarnya kekhawatiran itu tidak benar. Karena survei membuktikan pendidikan seks tidak meningkatkan aktivitas seksual," katanya.
Jadi, metode pembelajarannya lebih ke arah yang sifatnya tidak langsung dalam memberikan penjelasan. Sehingga anak akan lebih paham apa yang akan terjadi pada dirinya dan menjadi lebih hati-hati. (Ant/Wtr4)



![PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK DALAM KELUARGA Oleh Sita S.Priyadi - MINGGU, 11 NOV. 2012 – SITA BLOG: Berdasarkan penelitian Prof.Benyamin Bloom (JimTrealease,1982) bahwa 50% kematangan intelegensia seorang anak tercapai pada usia 4 tahun. Pada periode ini anak lebih suka meniru suara-suara yang didengar dan yang dilihat di sekitarnya terutama di rumah seperti suara radio, televisi bahkan sikap dan prilaku orang-orang di sekelilingnya terutama orang tuanya. Bagi seorang anak orang tuanya (ayah dan ibu) adalah model idolanya yang paling utama. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan minat baca anak, pada periode ini orang tua sebaiknya meluangkan waktu dan membiasakan diri untuk membaca buku-buku yang bermanfaat. Hal ini dilakukan dalam rangka membentuk prilaku dan meningkatkan minat anak agar gemar, suka dan terbiasa membaca buku seperti apa yang diperlihatkan orang tuanya. Semakin cepat orang tua mendekatkan, mengakrabkan dan membiasakan anak-anaknya untuk gemar membaca buku akan semakin baik. Jelasnya, dalam kehidupan keluarga, minat dan kecintaan membaca seorang anak harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini. Dan, orang tua, ayah dan ibu yang paling utama terlebih dahulu harus dapat memberi contoh teladan kepada anak-anaknya dalam hal kegemaran membaca buku. Persoalannya adalah bagaimana caranya orang tua menunjukkan jalan kepada anak-anaknya agar dekat, terbiasa dan gemar membaca buku? Berikut adalah beberapa saran agar anak dekat dan terbiasa dengan buku-buku bacaan yang penulis kutip hanya beberapa saja dari tulisan DR. Murti Bunanta. SS;MA dalam bukunya “Buku,Mendongeng dan Minat Membaca” hal.85-88: 1. Biasakan anak-anak bergaul dan dikelilingi buku di rumah sebelum mereka bersekolah (masa prasekolah). Jangan menunggu mereka sampai bersekolah dan dapat membaca sendiri. Ini artinya, kita akan kehilangan waktu paling tidak 7 tahun untuk mendekatkan sastra pada anak. 2. Kita dapat memperkenalkan sastra pada anak-anak sebelum mereka dapat membaca dengan cara membacakan buku yang baik dan sesuai untuk anak prasekolah. 3. Bacakanlah buku cerita agar anak suka dan lebih cepat dapat membaca kerena anak terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita yang dibacakan. Dengan demikian anak dapat merangkaikan huruf dan bunyi yang didengar. 4. Ibu dan bapak haruslah mau meluangkan waktu untuk bercerita atau membacakan buku pada anak secara teratur setiap hari, meskipun hanya sebentar. Ini lebih baik daripada dalam waktu yang lama, tetapi hanya sekali-kali saja. 5. Jika membeli buku berisi cerita rakyat, pilih yang bahasanya tidak rumit, ceritanya digambarkan dengan cepat dan banyak humornya serta sesuai dengan usia anak. Jadi menciptakan suasana lingkungan keluarga dengan aktivitas kegemarannya dalam membaca adalah dengan cara banyak melibatkan partisipasi aktif anak yang berkait dengan buku. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkan minat baca anak serta kecintaannya pada buku secara dini. Dan, peran orang tua dalam memperkenalkan buku-buku yang bermutu pada anak sedini mungkin merupakan hal yang sangat mendasar. [Sita S.Priyadi16740] Referensi: DR. Murti Bunanta. SS; MA. “Buku, Mendongeng dan Minat Membaca”. Jakarta 1982, Pustangga Tangga. Sita sedang membaca buku dongeng](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbzq44qPlb5SdVqT3kw3rKl9p2Au8cZDpwVZO5hOnazVP6BfLRTjkhpryGf6muodTqMTMkN3v6CXC24nkz1O3auEyqDuyabwTt8EknacqLP1r2uRQrv5DoNVOfdARf-t8Pa4lQkPrsCvA/s200/Sita+dan+buku+dongeng.jpg)
![PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK DALAM KELUARGA Oleh Sita S.Priyadi - MINGGU, 11 NOV. 2012 – SITA BLOG: Berdasarkan penelitian Prof.Benyamin Bloom (JimTrealease,1982) bahwa 50% kematangan intelegensia seorang anak tercapai pada usia 4 tahun. Pada periode ini anak lebih suka meniru suara-suara yang didengar dan yang dilihat di sekitarnya terutama di rumah seperti suara radio, televisi bahkan sikap dan prilaku orang-orang di sekelilingnya terutama orang tuanya. Bagi seorang anak orang tuanya (ayah dan ibu) adalah model idolanya yang paling utama. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan minat baca anak, pada periode ini orang tua sebaiknya meluangkan waktu dan membiasakan diri untuk membaca buku-buku yang bermanfaat. Hal ini dilakukan dalam rangka membentuk prilaku dan meningkatkan minat anak agar gemar, suka dan terbiasa membaca buku seperti apa yang diperlihatkan orang tuanya. Semakin cepat orang tua mendekatkan, mengakrabkan dan membiasakan anak-anaknya untuk gemar membaca buku akan semakin baik. Jelasnya, dalam kehidupan keluarga, minat dan kecintaan membaca seorang anak harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini. Dan, orang tua, ayah dan ibu yang paling utama terlebih dahulu harus dapat memberi contoh teladan kepada anak-anaknya dalam hal kegemaran membaca buku. Persoalannya adalah bagaimana caranya orang tua menunjukkan jalan kepada anak-anaknya agar dekat, terbiasa dan gemar membaca buku? Berikut adalah beberapa saran agar anak dekat dan terbiasa dengan buku-buku bacaan yang penulis kutip hanya beberapa saja dari tulisan DR. Murti Bunanta. SS;MA dalam bukunya “Buku,Mendongeng dan Minat Membaca” hal.85-88: 1. Biasakan anak-anak bergaul dan dikelilingi buku di rumah sebelum mereka bersekolah (masa prasekolah). Jangan menunggu mereka sampai bersekolah dan dapat membaca sendiri. Ini artinya, kita akan kehilangan waktu paling tidak 7 tahun untuk mendekatkan sastra pada anak. 2. Kita dapat memperkenalkan sastra pada anak-anak sebelum mereka dapat membaca dengan cara membacakan buku yang baik dan sesuai untuk anak prasekolah. 3. Bacakanlah buku cerita agar anak suka dan lebih cepat dapat membaca kerena anak terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita yang dibacakan. Dengan demikian anak dapat merangkaikan huruf dan bunyi yang didengar. 4. Ibu dan bapak haruslah mau meluangkan waktu untuk bercerita atau membacakan buku pada anak secara teratur setiap hari, meskipun hanya sebentar. Ini lebih baik daripada dalam waktu yang lama, tetapi hanya sekali-kali saja. 5. Jika membeli buku berisi cerita rakyat, pilih yang bahasanya tidak rumit, ceritanya digambarkan dengan cepat dan banyak humornya serta sesuai dengan usia anak. Jadi menciptakan suasana lingkungan keluarga dengan aktivitas kegemarannya dalam membaca adalah dengan cara banyak melibatkan partisipasi aktif anak yang berkait dengan buku. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkan minat baca anak serta kecintaannya pada buku secara dini. Dan, peran orang tua dalam memperkenalkan buku-buku yang bermutu pada anak sedini mungkin merupakan hal yang sangat mendasar. [Sita S.Priyadi16740] Referensi: DR. Murti Bunanta. SS; MA. “Buku, Mendongeng dan Minat Membaca”. Jakarta 1982, Pustangga Tangga. Anaianak sedang asyik menikmati buku cerita](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAdumDvwFHOGzcne-g7Z994PMxTXdkYGu6iH0XHQlvVsUhlKbe7xxb-VPDzyrThwm3lu-zS0rf3xIMrsAqrCrQZnTKG1x7bnSKtHi-J4c8MkSwsdIC7rRkg7s0_nhoWJtreea5If5rxnc/s400/Aktivitas+anak-anak+membaca+buku-1.jpg)