 |
| Dede Yusuf |
BANDUNG - Wakil
Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menyebutkan, generasi saat ini cenderung menjadi
passive reader alias malas membaca. Padahal, kata Dede, ciri negara maju ditandai dengan banyaknya generasi active
reading atau pembaca aktif. "Saat ini generasi kita cenderung passive
reader dengan hanya menonton televisi. Ciri negara maju kan banyaknya active
reading buku, e-book atau lainnya yang membuat mata aktif,"
kata Dede, usai rapat Paripurna DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Bandung, Selasa (15/5/2012).
Hal itu diungkapkan Dede terkait Hari Buku Nasional yang akan jatuh pada 17 Mei
2012. Hari Buku harus direspons pemerintah daerah dengan menyiapkan payung
hukum yang mendukung gerakan membaca. Langkah nyatanya, kata Dede, daerah harus
membangun dan memberdayakan perpustakaan, termasuk perpustakaan keliling.
Dede mengimbuhkan, Pemprov Jabar sendiri sudah memiliki Pergub 2011 tentang perpustakaan. "Pemprov Jabar coba dorong pembangunan perpustakaan daerah ditambah minta bupati dan wali kota untuk hidupkan kembali buku di desa,"ujarnya. Minat baca di Jabar relatif masih minim. Berdasarkan angka partisipasi sekolah, baru 60 persen anak sekolah yang aktif dalam kegiatan membaca. Selain itu, pihaknya juga meminta Biro Perpustakaan Daerah untuk lebih memutakhirkan buku-bukunya. Sebab, buku yang ada saat ini cenderung kaku dan tidak menarik.
Buku yang menarik diharapkan dapat menarik banyak anak untuk membaca. Misalnya, perpustakaan bisa mengarahkan anak-anak untuk membaca novel dan komik tentang sejarah atau kepahlawanan. Bisa juga mengemas materi pendidikan dengan cara yang unik. "Buku sekarang cenderung baku. Tidak heran, banyak anak memilih nonton daripada membaca," katanya.
Biro Perpustakaan Daerah maupun bupati dan walikota juga harus banyak bekerja sama dengan para penulis kreatif dan aktif. "Kami minta Biro Perpustakaan Daerah misalnya banyak menggelar lomba menulis buku. Dan saat ini sudah jalan," kata Dede.(rhs)
Dede mengimbuhkan, Pemprov Jabar sendiri sudah memiliki Pergub 2011 tentang perpustakaan. "Pemprov Jabar coba dorong pembangunan perpustakaan daerah ditambah minta bupati dan wali kota untuk hidupkan kembali buku di desa,"ujarnya. Minat baca di Jabar relatif masih minim. Berdasarkan angka partisipasi sekolah, baru 60 persen anak sekolah yang aktif dalam kegiatan membaca. Selain itu, pihaknya juga meminta Biro Perpustakaan Daerah untuk lebih memutakhirkan buku-bukunya. Sebab, buku yang ada saat ini cenderung kaku dan tidak menarik.
Buku yang menarik diharapkan dapat menarik banyak anak untuk membaca. Misalnya, perpustakaan bisa mengarahkan anak-anak untuk membaca novel dan komik tentang sejarah atau kepahlawanan. Bisa juga mengemas materi pendidikan dengan cara yang unik. "Buku sekarang cenderung baku. Tidak heran, banyak anak memilih nonton daripada membaca," katanya.
Biro Perpustakaan Daerah maupun bupati dan walikota juga harus banyak bekerja sama dengan para penulis kreatif dan aktif. "Kami minta Biro Perpustakaan Daerah misalnya banyak menggelar lomba menulis buku. Dan saat ini sudah jalan," kata Dede.(rhs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar